Minggu, 13 September 2015

Besok Dolar AS Diprediksi Masih di Atas Rp 14.200

Besok Dolar AS Diprediksi Masih di Atas Rp 14.200

Jakarta -Isu kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) the Federal Reserve (the Fed) masih jadi katalis utama tertekannya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. 

Rupiah masih akan tertekan di kisaran level Rp 14.280-Rp 14.340 hingga menunggu pengumuman The Fed yang akan berlangsung di tanggal 16-17 September 2015. Jika suku bunga The Fed jadi dinaikkan, otomatis rupiah akan langsung merespons negatif.

"Masih akan tertekan. Antisipasi jelang pengumuman the Fed minggu ini, sekitar 16-17 September. Menunggu the Fed, rupiah masih melemah di kisaran Rp 14.280-Rp 14.340," kata Analis Pasar Uang dari Bank Himpunan Saudara Rully Nova kepada detikFinance, Minggu (13/9/2015).

Rully menjelaskan, pengaruh negeri Paman Sam tersebut memang cukup ampuh menekan mata uang negara-negara lain di dunia termasuk Indonesia. Meski demikian, pelemahan rupiah ini hanya akan terjadi dalam jangka pendek karena merespons kenaikan suku bunga the Fed.

"Ini hanya sementara, setelah pengumuman The Fed, ketidakpastian global sudah tidak ada lagi, investor tinggal fokus ke ekonomi domestik," katanya.

Selanjutnya, kata Rully, rupiah akan kembali melakukan penyesuaian dengan fokus pada perkembangan sektor ekonomi domestik. Berakhirnya ketidakpastian global ini, nantinya akan perlahan membuat rupiah beradaptasi ke level normalnya. Tentunya, dengan dukungan pertumbuhan ekonomi domestik yang membaik.

"Kalau sekarang masih wait and see, menunggu pengumuman the Fed, masih ada potensi capital outflowuntuk balik lagi ke AS," ujarnya

Rully menjelaskan, rupiah masih punya ruang cukup lebar untuk bisa kembali menguat dengan bantuan perkembangan ekonomi domestik. Investor akan melihat rilis pertumbuhan ekonomi kuartal III-2015 yang diharapkan bisa lebih baik dibanding sebelumnya.

Rully optimistis, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2015 diperkirakan akan berada di level 5%. Secara full yearatau sepanjang tahun 2015, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 5,1%-5,2%.

Rasa optimisme ini karena diperkirakan realisasi belanja pemerintah di akhir tahun akan meningkat tajam. Diikuti konsumsi juga akan meningkat dan membaiknya ekspor Indonesia sehingga posisi transaksi neraca berjalan juga membaik.

"Pelemahan tidak akan lama, karena gangguan eksternal berkurang. Rupiah punya peluang menguat tergantung pertumbuhan ekonomi," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog